Lokakarya Menulis Kreatif dan Editing Website_Dok AMGPM Dapatra – YouTube
Wayame – Pagi mendung agak basah, kantor Klasis GPM Pulau Ambon Utara kedatangan sejumlah anak muda. Mereka perutusan dari beberapa Cabang AMGPM di Daerah Pulau Ambon Utara. Menyiapkan pemuda yang berkemampuan menulis, Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Daerah Pulau Utara hari ini (6/8/2021) melaksanakan lokakarya menulis kreatif dan Editing Website. Hadir dalam kegiatan itu, Rudi Fofid – Jurnalis Senior Maluku yang tulisannya telah dikenal di seluruh dunia.
Ketua Klasis GPM Pulau Ambon Utara (Pdt. Abraham beresaby) dalam arahannya menggugah pemuda dengan seruan – seruan untuk terus berkarya. “Jangan biarkan Covid jadi penghambat kreatifitas kita. Jangan biarkan Covid membuat kita tak bisa berbuat apa – apa!. Kita masih bisa berbuat banyak untuk menjadi berkat dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Menulis salah satunya”.
“Ini kesempatan kita untuk belajar, lalu berkarya setelah ini Kami berharap teman – teman akan mengambil banyak ilmu dari kegiatan ini dan berbuah untuk banyak orang”. – sambung Glen Pietersz – Pengurus AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara yang turut memberikan bimbingan teknis editing Website dalam agenda yang sama. Kegiatan ini dimaksudkan agar kader memiliki kemampuan menulis segala dinamika yang terjadi di cabang maupun ranting sehingga seluruh gerak pelayanan AMGPM di Ambon Utara dapat terdokumentasi sebagai catatan sejarah.
Fofid juga banyak memberikan motivasi dan ide – ide penting dalam pengembangan media sebagai sarana pelayanan pemuda gereja. “GPM selama ini punya penulis – penulis luar biasa. Sanyang sekali bila generasi gereja saat ini tidak memiliki semangat untuk menulis. tapi itu belum terlambat, karena GPM punya potensi kaum muda yang luar biasa. Media masa saat ini berbentuk Online dikelola oleh orang – orang muda yang dinamis, menguasai IT dan punya visi masa depan yang kuat. Bila kita berhenti menulis, maka kita akan mengalami kehilangan. Hari ini orang – orang di Maluku mencari informasi sampai ke Belanda. Hari ini kita menulis, karena kita harus membawa tradisi lisan it uke tradisi tulisan agar generaasi di kemudian hari tidak akan mengalami kehingangan. Mari Menulis!” – ajak Fofid