Melihat Jalan Lurus

Jesus-The-Way copy

( Oleh: Pdt. E. T. Maspaitella, MSi )

Bacaaan Alkitab :  Mazmur 143:8

Orang muda dengan jalan lurus? Bukan sesuatu yang mustahil kan? Tetapi mengapa banyak orang menjadi ragu bahwa orang muda bisa hidup baik dan menempuh jalan lurus? Kalau masih banyak orang yang menganggap seperti itu, bahwa orang muda itu cenderung hidup tidak tertib dan suka memberontak, itu artinya ada krisis kepercayaan dalam masyarakat terhadap diri orang muda, dan juga krisis potensi di dalam diri orang muda itu sendiri.

Mari kita belajar dari pemazmur. Perhatikanlah saja ungkapannya: ‘Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi’. Ada tiga bentuk makna dari ungkapan ‘perdengarkanlah’ – yakni:

  • Buatlah aku untuk dapat mendengar –makna ini tertuju kepada orang yang memang telah terlatih untuk mendengar nasehat atau ajaran Tuhan. Orang dalam kategori ini memiliki rasa haus yang hebat akan ajaran Tuhan sehingga setiap pagi ia minta agar Tuhan oleh Roh Kudus terus mendorong rasa rindunya akan ajaran atau teguran Tuhan sekalipun. Sebab itu baik baginya.
  • Buatlah [dengan cara apa pun] supaya bisa mendengar –makna ini tertuju kepada mereka yang ingin sekali mendengar ajaran atau nasehat Tuhan di pagi hari, tetapi halangan dari dalam dirinya hebat. Misalnya ia selalu kalah oleh rasa kantuk sehingga tidak bisa bangun pagi-pagi; orang seperti ini tidak tertib mengatur waktu karena bekerja/bermain di bukan waktu bermain/bekerja [malam hari; sama arti bekerja/bermain dalam kesia-siaan]; atau bangun dan terburu-buru untuk bekerja karena takut terlambat atau rugi. Mereka ini biasa menghindar kritik dengan berkata ‘tadi su angka hati’ atau ‘nanti angka hati saja par Antua’.
  • Buatlah agar aku mau mendengar –makna ini tertuju kepada orang yang menganggap remeh ajaran atau nasehat Tuhan. Ia suka mengukur segala sesuatu menurut rasio atau menjadikan rasionya sebagai argumentasi menutupi salahnya. Ia berlagak pintar dan sudah tahu segalanya.
  • Buatlah sehingga aku dapat mendengar –makna ini tertuju kepada mereka yang ingin mendengar ajaran atau nasehat Tuhan tetapi ditantang oleh situasi di dalam masyarakat atau keluarganya. Ada rasa rindu tetapi tidak ada penuntun baginya.

Dalam kategori mana pemuda gereja saat ini? Nanti dijawab menurut penghayatan masing-masing. Sebab ternyata ungkapan itu terkait dengan nasehat atau ajaran Tuhan yang disimbolkan dengan ungkapan ‘kasih setia Tuhan’. Artinya nasehat atau ajaran Tuhan itu membimbing kepada hidup. karena itu hanya orang bodoh yang tidak mau mendengarnya, dan hanya orang bodoh yang tidak mau percaya kepada Tuhan.

Ungkapan kedua adalah ‘beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh’. Ungkapan ini pun memiliki makna yang sama dengan keempat kategori tadi. Dan dengan tetap memahami ‘kasih setia Tuhan’ sebagai ajaran/nasehat, maka yang dimaksud dengan ‘jalan’ di sini tidak menunjuk pada rute atau arah, melainkan lebih kepada ‘sikap, perilaku’ yang harus dimiliki oleh orang percaya.

Jika pemuda gereja sudah bisa memosisikan dirinya secara baik dalam kaitan dengan keempat aspek tadi, ia sudah bisa menilai sendiri bagaimana ia menjadi taat kepada Tuhan dan bagaimana cara agar ia memiliki perilaku hidup yang sesuai dengan nasehat dan ajaran Tuhan itu. Itulah yang hendak disampaikan pemazmur; bahwa orang percaya harus sepenuhnya percaya kepada Tuhan karena Tuhan tidak pernah membawanya ke dalam kecelakaan melainkan damai sejahtera.

Maka untuk menempuh jalan lurus, orang muda harus dapat dan mau mendengar nasehat Tuhan. Pemazmur mengatakan hal itu penting pada waktu pagi, sebab pagi adalah tanda dimulainya hari. Maka jika kita memulai hari dengan mendengar nasehat atau ajaran Tuhan, maka sikap dan tingkah laku kita sepanjang hari itu akan menjadi baik/tertib dan mengarah kepada hidup. Sebaliknya jika kita memulai hari dengan berkeras hati untuk tidak mendengar nasehat atau ajaranNya sudah tentu pula kita menjalani hari itu sambil bertingkah dan bersikap yang tidak wajar.

Biasakanlah hal itu sejak bangun pagi dengan berdoa [pribadi atau dalam Rumah Doa], dan lanjutkan dengan membaca nasehat firman Tuhan. Kembalilah ke gaya hidup di masa sebelum ada HandPhone. Yaitu raihlah Alkitab terlebih dahulu, berdoa dan bacalah. Biasakan tidur beralaskan bantal, bukan mengganjal bantal dengan HandPhone. Agar kita dibangunkan oleh Tuhan dan bukan oleh sms galau dengan bahasa alay. Walau anda berkata bahwa ada Alkitab elektronik di HandPhone atau gadget lainnya, tetapi itu tidak menjamin anda pertama-tama menggulir ke Alkitab elektronik, sebab pasti anda menggulir ke BBM, FB, Twitter, Path, Instagram untuk updating status pagi; dan akan memakan waktu 1 jam; lalu anda mandi dan seterusnya. WhatsApp nyaris terlupa dan anda kembali lagi ke situ; bukan Whatch Up [waspadalah] doamu telah terabaikan. Amin ! [eltom]