Papilaya : Kembalikan Militansi AMGPM, Pendidikan Kader Harus Jadi Kebutuhan Utama (Audiensi bersama Pejabat Walikota)

Ambon – Siang itu mulai mendung, kami bergegas memenuhi janji untuk bertemu dengan Salah satu orang yang paling berpengaruh di Kota ini. Ini adalah salah satu dari agenda kunjungan kami mengkoordinasikan jaringan pelayanan. Setelah sebelumnya kunjungan dan rapat koordinasi dengan Klasis Pulau Ambon Utara kami jalin, kali ini Pemerintah Kota Ambon menjadi pelabuhan kami mengkoordinasikan langkah pelayanan AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara (Dapatra) ke depan (3/4/2017). Balai Kota senin itu cukup ramai, kami pun terpaksa harus menunggu antrian untuk dapat bertatap muka dengan orang nomor 1 di kota ini. Banyak pihak yang harus berkoordinasi dengan pimpinan Kota Manise ini, AMGPM adalah salah satu rekan kerja yang wajib berkoordinasi dalam langkah pelayanan masyarakat bersama – pikiran di benak saya.

Beberapa saat berlalu, Ibu Sekretaris di ruangan itu dengan ramahnya mempersilahkan kami untuk masuk dan bertemu dengan sosok yang kami nantikan sejak tadi. Tak perlu wktu lama, kami pun disambut dengan senyum hangat dan jabat tangan yang sangat bersahabat. Anky Papilaya, begitu saya membaca papan nama hitam yang menempel di seragamnya. Ia, Pak Anky begitu beliau disapa (Frans Johanes Papilaya ). Beliau adalah orang yang dipercaya menjadi penanggung jawab pemerintahan di Kota Ambon dalam masa transisi  setelah Bapak Richard Louhenapessy dan M.A.S Latuconsina menyelesaikan masa jabatannya Agustus 2016 yang lalu. terlepas dari jabatan itu, beliau adalah salah satu kader terbaik AMGPM yang menjadi teladan bagi banyak kader saat ini. “Mari silahkan duduk” – ajakan ramah beliau  menyiapkan perbincangan kami.

Bung Stev – Ketua Daerah membuka perbincangan itu : “Maksud kedatangan kami, untuk memperkenalkan keberadaan kami selaku rekan pelayanan di Ambon Utara yang harus bersinergi dengan pemerintah. Namun terlepas dari jabatan Bapak sebagai kepala pemerintahan di kota ini, kami merindukan sumbangsih pikir dari Bung selaku Senior AMGPM”. Anak kalimat ini sontak menghadirkan senyum gembira di wajah Bapak yang ramah ini. “Saya suka ini, saya senang bila AMGPM mencari saya sebagai Senior” – Ujar beliau. Perbincangan pun berlanjut dengan pemaparan kondisi aktual dan rencana – rencanan pelayanan organisasi ini. Sejumlah kendala juga disampaikan hingga menjadi diskusi  yang sarat dengan ide – ide segar. Nostalgia pelayanan AMGPM yang beliau alami pun tak lepas dari materi pembelajaran sore itu.

“Militansi kader, ya, militansi kader AMGPM adalah hal yang saya rasa hilang dari AMGPM saat ini. Di masa – masa kami di AMGPM, kebersamaan dan semangat ber-AMGPM dengan sarana prasarana yang terbatas sangat terlihat nyata. Kami rela berjalan berkilo – kilo meter untuk menjawab panggilan pelayanan. Kami berlomba dan bahagia menjalankan panggilan itu, sekalipun banyak tantangan yang harus kami hadapi”  – cerita sang senior panutan sontak mengingatkan saya akan gambaran pelayanan PPKM dan AMGPM awal  yang diceritakan Opa Za saat HUT AMGPM yang lalu. Papilaya melanjutkan dengan harapan ; “Tanam dan tumbuhkan kembali militansi berorganisasi itu. Redam ego – ego cabang, dan ranting lalu sadarkan seluruh kader untuk membangun AMGPM sebagai satu kesatuan yang untuh.”

Selain penilaian itu, Papilaya juga memberikan perhatian terhadap Proses Penddikan Kader di AMGPM. Dirinya mengakui bahwa Pendidikan kader adalah suatu kebutuhan dasar berorganisasi yang wajib dijalankan seturut tuntutan konstitusi yang ada. “Melihat cara memimpin dan tanggung jawab pelaksanaan tugas organisasi oleh kader zaman modern ini, maka saya berkesimpulan bahwa pemahaman kader terhadap AMGPM sendiri masih kurang. Dengan kelemahan itu, bagaimana mereka dapat lolos kualifikasi untuk direkrut sebagai pengururus di tiap jenjang? Tugas besar AMGPM adalah mencetak kader, maka Pendidikan kader harus dijadikan sebagai kebutuhan yang mendesak saat ini. Setiap kader AMGPM harus diberikan bekal pengetahuan dan kemampuan kmenjalankan organisasinya. Orang yang dipercaya menjalankan roda organisasi juga haruslah orang – orang yang berkualitas. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus menjadi prioritas pelayanan AMGPM  saat ini. Kita boleh berbicara pengembangan kewirausahaan pemuda, tapi apalah artinya jika kader AMGPM tidak disiapkan dengan pemahaman organisasi yang baik? Kader pun harus punya karakter, maka doronglah semua kader untuk belajar dan berlatih agar nyata bahwa AMGPM adalah wadah yang selalu melahirkan pemda- pemuda gereja yang berkualitas dalam berbagai bidang” – dorongan Pak Anky dalam senyum yang bersahabat.