PI External

Deskripsi Aksi 2020 – 2024

 Aksi PI yang telah terjalin dalam kemitraan AMGPM Daerah Pualua Ambon Utara da dan AMGPM Daerah Kairatu terus dibangun dan diperkuat dalam sejumlah aksi positif.  Dalam pendekatan awal, AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara mengambil Jemaat GPM Wati sebagai lokus pelayanan PI karena kondisi terisolasi dan Sejarah kelam yang dialami menjadikannya Jemaat paling kecil di Daerah kairatu bahkan salah satu Jemaat paling kecil dan terisolasi dalam berbagai tantangan di Wilayah pelayanan GPM.  Beberapa aksi yang telah dilakukan selama kemitraan berlangsung dijabarkan sebagai berikut :

  1. Donasi Alkitab dan Buku Nyanyian

Sebagai langkah awal, AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara mendistribusikan Alkitab dan buku Nyanyian kepada jemaat di Kairatu Pegunungan.

  • Tujuan:
    • Memperkuat dasar iman jemaat melalui pemahaman firman Tuhan. Hal ini dimulai dengan menyiapkan ketersediaan Alkitab sebagai pedoman bagi tiap – tiap keluarga jemaat
    • Meningkatkan kualitas ibadah melalui penggunaan buku nyanyian dalam kebaktian.
  • Dampak:
    • Jemaat semakin giat dalam membaca firman Tuhan dan menghidupkan disiplin rohani.
    • Peningkatan antusiasme dalam ibadah, dengan jemaat mulai memimpin dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan liturgis.
    • Alkitab dan buku nyanyian menjadi alat untuk membangun relasi yang lebih intim antara jemaat dengan Tuhan, sehingga memengaruhi trend peningkatan spiritualitas jemaat secara kolektif.

  1. Pelatihan Pertanian / Kehutanan

Masyarakat di daerah Kairatu Pegunungan merupakan masyarakat agraris yang hidup berdampingna dengan lahan hutan. Karena itu, pilihan aspek pertanian / kehutanan dalam pendekatan PI menjadi pilihan tepat  dalam pelayanan umat

  • Tujuan:
    • Memberdayakan jemaat dengan keterampilan pertanian modern untuk meningkatkan hasil panen.
    • Memberikan wawasan tentang teknik bertani yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
  • Dampak:
    • Jemaat mulai mengadopsi teknik pertanian yang lebih efisien, seperti penggunaan pupuk organik dan pengembangan Dusung yang optimal.
    • Peningkatan hasil panen menciptakan peluang baru bagi jemaat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
    • Keberhasilan dalam bidang pertanian tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga membangun rasa syukur jemaat kepada Tuhan, yang diwujudkan dalam partisipasi aktif mereka dalam pelayanan gerejawi.

  1. Sosialisasi dan Pelatihan Berorganisasi

Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas organisasi jemaat, khususnya AMGPM, untuk menjadi motor penggerak dalam pelayanan dan pembangunan jemaat.

  • Tujuan:
    • Meningkatkan pemahaman jemaat tentang tata kelola organisasi gerejawi.
    • Melatih generasi muda untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan visioner.
  • Dampak:
    • Peningkatan pemahaman tentang AD/ART, PO serta peran dan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi AMGPM.
    • Trend perubahan dalam budaya organisasi, di mana jemaat mulai lebih terstruktur dalam menyusun program dan menjalankannya.
    • AMGPM Kairatu Pegunungan menunjukkan peningkatan dalam partisipasi dan kepemimpinan kolektif, sehingga menjadi lebih tanggap terhadap kebutuhan pelayanan di jemaat.
  1. Membangun Sanitasi Air Bersih

AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara dan Jemaat GPM Watui pernah melakukan aksi bersama untuk membangun fasilitas sanitasi air bersih. Aksi yang dilakukan berupa pergumulan bersama untuk penggalian mata air, kegiatan penggallian mata air dan membuat sumur air bersih.

  • Tujuan:
  • Memberikan akses air bersih yang layak untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
  • Mengurangi beban jemaat, sebelumnya harus berjalan jauh untuk mendapatkan air di masa – masa kering / banjir.
  • Mengedukasi jemaat tentang pentingnya sanitasi yang baik untuk mencegah penyakit.

  • Dampak:
  • Jemaat kini memiliki akses mudah ke air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, dan minum.
  • Terjadi penurunan kasus penyakit yang terkait dengan air kotor, seperti diare dan infeksi kulit.
  • Jemaat mulai menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan anak-anak.

  1. Advokasi Pengelolaan Hutan dan Lahan

Daerah Kairatu Pegunungan kaya akan potensi hutan dan lahan, tetapi pengelolaan yang tidak bijak sering kali mengancam keberlanjutan lingkungan. Kurannya daya dukung pengembangan jemaat, menyebabkan beberapa desa akhirnya menyerahkan diri untuk kebijakan – kebijakan yang menguntungkan sesaat. Kasus penguasaan Perusahaan kayu di Abio, Huku Kecil dan Ahiolo menyebabkan masyarakat dilanda berbagai masalah ekologi yang berdampak juga pada kelestarian ekonomi warga. Watui yang terisolasi geogafis juga sempat pengaami putus asa dan hendak meyerahkan diri untuk beberapa program sejenis. Dalam geraknya  AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara bersama AMGPM Daerah Kairatu melakukan advokasi kepada jemaat untuk mempertahankan tanah leluhur dengan jalan mengelola hutan dan lahan secara berkelanjutan, serta memperkuat edukasi tentang agroforestri, konservasi lahan, dan pelestarian sumber daya alam.

Tujuan:

  1. Membantu jemaat memahami pentingnya menjaga hutan sebagai sumber kehidupan dan ekosistem yang mendukung mereka.
  2. Memberikan alternatif teknik pertanian yang tidak merusak lingkungan, seperti penanaman pohon multi-fungsi (damar, pala, atau cengkeh).
  3. Memperkuat posisi jemaat dalam menghadapi ancaman eksploitasi lahan oleh pihak luar.

Dampak:

  1. Jemaat mulai mempraktikkan teknik pertanian yang ramah lingkungan, seperti sistem tumpangsari dan penggunaan pupuk organik.
  2. Kesadaran akan pentingnya pelestarian hutan meningkat, terlihat dari inisiatif jemaat untuk menanam kembali pohon di area yang gundul.
  3. Jemaat menjadi lebih mandiri dalam mengelola lahan mereka, sekaligus menjaga hutan sebagai warisan untuk generasi mendatang.

Aksi 3: Relawan Mengajar di Daerah Pegunungan

Deskripsi:
AMGPM mengirimkan relawan sebagai tenaga pengajar untuk membantu anak-anak di Kairatu Pegunungan yang sulit mendapatkan akses pendidikan berkualitas. Relawan ini tidak hanya mengajar materi akademik tetapi juga memberikan pembinaan karakter dan pendidikan nilai-nilai Kristiani.

Tujuan:

  1. Membantu anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak meskipun di wilayah terpencil.
  2. Menginspirasi generasi muda untuk meraih cita-cita melalui pendidikan.
  3. Membentuk karakter anak-anak jemaat agar menjadi pribadi yang mandiri, beriman, dan berdaya saing.

Dampak:

  1. Anak-anak di Kairatu Pegunungan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan terarah.
  2. Pengetahuan mereka bertambah, terutama dalam mata pelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
  3. Kepercayaan diri anak-anak meningkat, dan mereka mulai memiliki mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  4. Kehadiran relawan juga membangun hubungan yang lebih erat antara AMGPM dan jemaat, menciptakan rasa kebersamaan dalam menghadapi tantangan.

B.2. Aksi Aktual di Tahun 2024

Kemitraan antara AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara dan AMGPM Daerah Kairatu merupakan wujud nyata semangat persaudaraan dan komitmen bersama dalam mewujudkan pembangunan holistik di wilayah pelayanan AMGPM. Komunikasi yang intens dan berkelanjutan, menunjukkan kebersamaan yang mendalam melalui berbagai program pekabaran injil modern.

Pada awal tahun 2024, AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara mengusulkan penempatan dua cabang untuk menopang pelaksanaan PI kemitraan di Daerah Kairatu Pegunungan, yaitu:  AMGPM Cabang PNIEL di Jemaat Hukuanakota dan AMGPM Cabang Ebenhaezer di Jemaat Rumahtita. Usulan tersebut diterima dan disahkan dalam MPPD Daerah Kairatu tahun 2024. Tahap selanjutnya kedua cabang melakukan kunjungan awal untuk koordinasi dan studi kewilayahan yang ditopang oleh Pengurus Daerah.

Setelah melakukan studi kewilayahan, AMGPM Cabang Ebenhaezer melaksanakan beberapa kegiatan sebagai bentuk pelayanan PI yaitu : Bakti Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Massal; Pembangunan Sekretariat AMGPM; Pendidikan Kader Jenjang Dasar pada bulan September, AMGPM Cabang PNIEL menyelesaikan aksi pelayanan dengan berbagai program, meliputi: Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Massal, Pelatihan Peningkatan Kualitas Produksi Damar/Kopal bagi jemaat sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi. serta Sosialisasi AD/ART dan PO AMGPM untuk penguatan tata kelola organisasi AMGPM di Jemaat GPM Hukuanakota yang dipersiapkan menghadapi pemekaran ranting dan cabang.

Beberapa kegiatan lain yang telah dilakukan AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara pada lokus pelayanan dideskripsikan sebagai berikut :

  1. Pelatihan Pertanian: Budidaya Tanaman Pala di Desa Watui
    Kegiatan ini dilaksanakan sebagai respons terhadap latar belakang sosial di Desa Watui, yang merupakan desa dengan jumlah anggota jemaat kecil dan sering mengalami konflik teritorial dengan desa tetangga. Pelatihan ini bertujuan memberikan solusi konkret melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan jemaat dalam budidaya tanaman pala.

Tanaman pala dipilih karena memiliki kesesuaian lahan yang baik dalam uji coba yang dilakukan sebelumya oleh petani., nilai ekonomis tinggi dan menjadi komoditas unggulan di sejumlah wilayah Maluku. Selain memberikan keterampilan teknis, pelatihan ini berdampak positif pada pengakuan teritori Desa Watui oleh desa tetangga, mengingat keberadaan tanaman pala di wilayah tersebut memperkuat identitas teritorial desa.

Untuk kegiatan ini, PD Ambon Utara memanfaatkan program Pengabdian Kepada Masyarakat dari Universitas Pattimura. Kegiatan berlangsung pada Bulan September dan Evaluasi di Bulan Oktober. Dari kegiatan yang dilakukan,

  1. Pelatihan Organisasi dan Peningkatan Kapasitas Kader AMGPM

Kemitraan yang dibangun memiliki visi yang sama bahwa AMGPM akan militant sebagai motor penggrak pembangunan jika seluruh kader dapat dibentuk menjadi kader – kader visioner. Oleh sebab itu, kegiatan ini yang fundamental ini dilakukan untuk memperkuat struktur organisasi dan meningkatkan kapasitas kader AMGPM melalui sosialisasi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), dan Peraturan Organisasi (PO). Selain itu, Pendidikan Kader jenjang Dasar juga dilaksanakan untuk mempersiapkan kader-kader AMGPM  memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip dan nilai AMGPM.  Sepanjang tahun 2024, lewat kemitraan yang dibangun telah mendorong dan merealisasikan pelaksanaan PKJD di Jemaat GPM Honitetu, Jemaat Rumahtita, Jemaat Sarihalawane, dan sosialisasi AD/ART serta PO AMGPM di Jemaat Hukuanakota. Dalam target kedepan akan dilaksanakan PKJD di Jemaat Watui yang melibatkan beberapa jemaat di Jazirah Pegunungan Timur Jauh.

  1. Aksi Relawan Mengajar dan Donasi Alat Tulis untuk Pendidikan
    Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen AMGPM dalam mendukung pendidikan di wilayah Kairatu Pegunungan, yang selama ini menghadapi tantangan berupa keterbatasan akses pendidikan berkualitas dan sarana belajar. Pada tahun 2024, pelaksanaan kegiatan ini secara resmi dikoordinasi oleh MPK Kairatu, sementara AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara dan Daerah Kairatu diberi tanggung jawab untuk menyiapkan relawan serta berbagai fasilitas yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaannya relawan belum dapat diterjunkan ke lapangan karena petimbangan dibukanya kesempatan seleksi CPNS dan bebera lowongan pekerjaan yang dikhawatirkan mengganggu proses yang akan dilakukan. Karena itu giat yang dikoordinir MPK Kairatu ini terpaksa ditunda pelaksanaannya hingga tahun 2025. Untuk Donasi ATK, Pengurus AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara telah merealisasi penggalangannya di akhir tahun 2024. Terkumpul sejumlah ATK dari beberapa ranting yang akan didistribusikan di tahun ajaran baru 2025 nanti. Aksi ini dilatar belakangi pengalaman tahun sebelumnya saat gelaran aksi relawan mengajar tahun 2023, Dimana fakta di lapangan menunjukan akses yang terbatas menyebabkan sebagian besar siswa di daerah pegunungan Kairatu (Kasus Jemaat GPM Huku Kecil dan Jemaat GPM Abio) tidak memiliki fasilitas belajar mengajar yang memadai. Bantuan yang telah terkumpul ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka.

B.3. Trend Perubahan

Kegiatan yang dilaksanakan sejauh ini telah memberikan hasil yang signifikan, dan membentuk trend perubahan sebagai berikut :

  1. ASPEK KESEHATAN

Sebelum Intervensi

Setelah Intervensi

  • Masyarakat cenderung reaktif terhadap kesehatan
  • Pengobatan dilakukan hanya saat sakit parah
  • Minimnya pengetahuan pencegahan penyakit
  • Konsumsi gizi tidak seimbang
 Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan berkala

Mulai menerapkan pola hidup sehat

Memahami konsep pencegahan lebih baik daripada pengobatan

Transformasi Pola Konsumsi

  1. ASPEK PERTANIAN / KEHUTANAN
Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
  •  Metode bercocok tanam yang belum berkelanjutan
  •  Ketergantungan pada pola pertanian turun-temurun
  • Minimnya pengetahuan tentang konservasi lahan
  •  Praktik pembakaran hutan untuk membuka lahan
  • Rendahnya produktivitas hasil pertanian
  • Keterbatasan akses informasi dan teknologi pertanian
  • Pngembangan Jenis terbatas
  • Eksploitasi hutan tanpa perencanaan
 Pengenalan teknik pertanian konservasi

Pemahaman tentang rotasi tanaman

Penggunaan metode pengolahan tanah ramah lingkungan

Pemanfaatan pupuk organik

Edukasi Pertanian Masyarakat meningkat

Pengembangan Jenis Bervasiasi

Praktek Pengelolan Hutan berkelanjutan

 

  1. ASPEK SPIRITUAL
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi
  • Ibadah bersifat seremonial, Ketidak konsistenan dalam beribadah (Gairah berkurang)
  • Tingginya pola hubungan yang tidak bertanggung jawab
  • Pemahaman teologis yang lebih mendalam berdampak pada konsistensi kehadiran dalam ibadah (gairah beribadah meningkat)
  • Berkurangnya praktik kumpul kebo dan meningkatknya komitmen berkeluarga.
  1. ASPEK ORGANISASI

Sebelum Intervensi

Setelah Intervensi

  • AMGPM dianggap sebagai wadah Persekutuan.
  • Pemahaman Orgnisasi rendah
  • Mengembangkan AMGPM dari budaya warisan
  •  Transformasi pikir  dan pengembangan AMGPM lebih dari sekedar wadah beribadah. AMGPM menjadi wadah belajar berorganisasi dan memainkan peran – peran penting dalam pembangunan desa.
  • Program kerja AMGPM sudah terarah kepada eksistensi AMGPM dalam menjawab sejumlah masalah di Negeri dan  Jemaat
  • Pengembangan AMGPM dari aturan konstitusi dan dasar reflektif